Kuliner Terbaik di Jogja: Surga Rasa yang Tak Pernah Tidur

Yogyakarta, atau lebih akrab disebut Jogja, bukan hanya dikenal sebagai kota pelajar dan kota budaya. Di balik bangunan bersejarah dan kehidupan seni yang hidup, Jogja menyimpan satu daya tarik yang tidak kalah kuat: kuliner. Kota ini merupakan rumah bagi beragam hidangan tradisional, inovatif, hingga modern yang terus berkembang seiring waktu. Tak berlebihan jika menyebut Jogja sebagai salah satu kota kuliner terbaik di Indonesia informasi lebih lanjut kunjungi https://kulinerkita.id/ .

Baik di gang-gang kecil, di pinggir jalan, maupun di restoran berkelas, Anda akan menemukan cita rasa khas Jogja yang tak hanya memanjakan lidah, tapi juga menggugah rasa nostalgia. Berikut ini ulasan lengkap tentang kuliner terbaik di Jogja, dari yang legendaris hingga yang sedang naik daun.


1. Gudeg: Ikon Kuliner Jogja

Gudeg Kuliner Khas jogja
Gudeg Kuliner Khas jogja

Tak bisa bicara tentang kuliner Jogja tanpa menyebut gudeg. Makanan berbahan dasar nangka muda ini dimasak dalam waktu lama dengan santan dan rempah, menghasilkan rasa manis khas yang disukai banyak orang.

Beberapa tempat legendaris untuk menikmati gudeg adalah:

  • Gudeg Yu Djum – Lokasi ikonik dekat Malioboro dan sudah eksis sejak 1950-an.
  • Gudeg Pawon – Unik karena pembeli langsung mengambil makanan dari dapur (pawon).
  • Gudeg Permata – Buka malam hari dan selalu dipadati pengunjung lokal maupun wisatawan.

Gudeg biasanya disajikan dengan ayam kampung, telur pindang, tahu, tempe, dan sambal krecek pedas yang menjadi penyeimbang rasa.


2. Sate Klathak: Simpel Tapi Menggoda

Sate klathak adalah sate kambing khas Bantul yang dibakar menggunakan jeruji sepeda sebagai tusuk sate. Bumbu yang digunakan hanya garam dan merica, namun justru di situlah letak keunikannya.

  • Sate Klathak Pak Pong adalah nama yang paling populer dan sering dikunjungi oleh para artis dan pejabat.
  • Sate ini biasanya disajikan dengan gulai kambing berkuah gurih, yang menjadi pelengkap sempurna.

Kesederhanaan bumbu membuat rasa daging kambingnya lebih menonjol dan terasa juicy.


3. Bakpia: Oleh-Oleh Khas Jogja

Bakpia adalah kudapan berbentuk bulat pipih dengan isian kacang hijau yang manis. Kini, isian bakpia semakin variatif seperti cokelat, keju, bahkan green tea.

  • Bakpia Pathok 25 dan Bakpia Kurnia Sari adalah dua nama besar dalam industri bakpia.
  • Kini juga muncul varian baru seperti Bakpia Kukus Tugu Jogja yang lebih lembut dan modern.

Bakpia tidak hanya lezat, tapi juga menjadi simbol rasa manis khas Jogja yang selalu dibawa pulang oleh para pelancong.


4. Angkringan: Filosofi Rasa dan Kebersamaan

Angkringan bukan sekadar tempat makan, tapi juga ruang sosial. Dengan gerobak sederhana, angkringan menawarkan aneka makanan seperti nasi kucing, sate usus, gorengan, hingga teh panas.

  • Angkringan Lik Man di dekat Stasiun Tugu terkenal dengan kopi joss – kopi hitam yang disajikan dengan arang panas menyala.
  • Angkringan KR dan Angkringan Pak Jabrik juga menjadi favorit mahasiswa dan warga lokal.

Harga yang terjangkau dan suasana yang santai membuat angkringan selalu menjadi tempat favorit untuk berbincang hingga larut malam.


5. Mie Ayam Tumini: Porsi Jumbo, Rasa Juara

Berada di Jalan Imogiri Timur, Mie Ayam Tumini selalu dipadati antrean. Ciri khasnya adalah kuah kental manis-gurih dengan topping ayam melimpah. Porsinya sangat besar, cocok untuk yang datang dengan perut kosong.

Rasa manis gurih khas Jogja tetap terasa kuat, namun tak membuat enek. Selain mie ayam biasa, ada juga varian mie jumbo yang cocok untuk penggemar kuliner ekstrem.


6. Mangut Lele Mbah Marto: Rasa Rumahan yang Melegenda

Terletak di Sewon, Bantul, rumah makan ini tidak memiliki plang besar. Namun, aroma masakan dari dapur tradisionalnya mengundang siapa saja yang datang.

Mangut lele adalah ikan lele yang digoreng, lalu dimasak dengan santan dan cabai, menghasilkan rasa pedas gurih yang nikmat.

Atmosfer rumah tradisional dan cara memasak menggunakan tungku kayu bakar memberi sentuhan autentik yang langka ditemukan di tempat lain.


7. Brongkos: Kaya Rasa, Kaya Sejarah

Brongkos adalah semur khas Jawa yang terdiri dari daging sapi, tahu, telur, dan kacang tolo, dimasak dalam kuah santan dengan rempah-rempah.

  • Warung Brongkos Bu Padmo di kawasan Alun-Alun Selatan adalah yang paling terkenal.
  • Kuahnya pekat, manis-gurih, dan penuh dengan rasa yang dalam.

Makanan ini dulu konon menjadi salah satu favorit keluarga keraton karena kompleksitas rasa dan nilai gizinya.


8. Rujak Es Krim: Segar, Pedas, Manis dalam Satu Gigit

Rujak es krim adalah perpaduan unik antara rujak buah segar dengan es krim susu buatan rumahan. Rasa pedas dari sambal rujak berpadu dengan dinginnya es krim menciptakan sensasi yang unik.

  • Bisa ditemukan di kawasan Pakualaman dan sekitar Malioboro.
  • Menjadi salah satu kuliner favorit anak muda dan pelancong asing yang ingin mencoba sesuatu yang tidak biasa.

9. Lumpia Samijaya: Jajanan Murah Meriah Rasa Sultan

Lumpia goreng isi sayur atau ayam ini terkenal karena rasanya yang gurih dan renyah. Meski sederhana, Lumpia Samijaya di Jalan Malioboro selalu laris manis.

Biasanya disantap dengan cabe rawit atau dicocol ke saus manis-pedas. Harganya ramah kantong, tapi rasanya bisa membuat Anda ketagihan.


10. Es Buah PK dan Es Dawet Mbah Hari: Penutup Manis yang Menyegarkan

Tak lengkap rasanya berkuliner tanpa minuman manis khas Jogja. Es Buah PK di Jalan Pakuningratan menawarkan es buah segar dengan isian melimpah. Sementara Es Dawet Mbah Hari di Pasar Beringharjo terkenal dengan dawet hijau dan gula merah cair yang legit.

Keduanya cocok untuk melepas dahaga setelah menjelajah panasnya kota Jogja.


Kesimpulan

Jogja tidak hanya sekadar kota dengan sejarah dan budaya yang kaya, tetapi juga kota dengan kekayaan rasa yang luar biasa. Kuliner di kota ini mencerminkan filosofi Jawa yang menjunjung keseimbangan, keramahan, dan kesederhanaan.

Dari gudeg manis nan klasik hingga mangut lele pedas menggoda, dari kopi joss yang unik hingga angkringan tempat berbagi cerita, Jogja menyajikan pengalaman kuliner yang tak hanya memuaskan perut, tapi juga hati.

Jadi, saat Anda merencanakan perjalanan ke Jogja, pastikan untuk menjelajah lewat lidah dan perut Anda. Karena di kota ini, setiap suapan adalah cerita, dan setiap rasa adalah kenangan.