Setelah bertahun-tahun penantian dan spekulasi tanpa henti dari para penggemar, akhirnya Deadpool & Wolverine resmi tayang di bioskop. Film ketiga dalam waralaba Deadpool ini tak hanya menandai debut Deadpool di Marvel Cinematic Universe (MCU), tetapi juga menjadi reuni dua ikon Marvel — Ryan Reynolds sebagai Deadpool dan Hugh Jackman yang kembali mengenakan cakar adamantium-nya sebagai Wolverine. Dengan rating R dan kolaborasi dua karakter paling “brutal” dalam dunia superhero, film ini menghadirkan kombinasi aksi, humor, dan kejutan multiverse yang memuaskan sekaligus menggila informasi lebih lanjut kunjungi Review Film Deadpool & Wolverine.
Sinopsis Singkat (Tanpa Spoiler Berat)
Wade Wilson alias Deadpool menjalani kehidupan biasa setelah pensiun sebagai antihero. Namun, hidupnya berubah ketika Time Variance Authority (TVA) — organisasi penjaga multiverse yang muncul pertama kali di serial Loki — menculiknya untuk sebuah misi besar. Dalam perjalanannya, ia dipertemukan dengan Wolverine, yang berasal dari realitas alternatif. Awalnya keduanya saling berkonflik (tentu saja, ini Deadpool!), namun akhirnya mereka harus bekerja sama untuk menyelamatkan multiverse dari ancaman besar.
Chemistry yang Dinanti-Nanti: Ryan Reynolds & Hugh Jackman
Tak diragukan lagi, kekuatan utama film ini adalah chemistry antara Deadpool dan Wolverine. Ryan Reynolds membawa kembali kelakuan nyentrik, komentar meta, dan humor jorok khas Deadpool yang sudah melekat sejak film pertama. Di sisi lain, Hugh Jackman — meski sempat “pensiun” sebagai Logan setelah film Logan (2017) — tampil dengan energi segar dan penuh amarah yang ikonik.
Pertemuan mereka bagaikan dinamika kakak-adik yang bermusuhan, tetapi saling membutuhkan. Adegan pertengkaran, ceng-cengan, hingga perkelahian brutal antara keduanya jadi salah satu suguhan paling menghibur. Penonton akan menyaksikan betapa ‘rusaknya’ interaksi mereka, tapi justru itulah yang membuat hubungan mereka terasa nyata dan menghibur.
Gaya Penyutradaraan & Naskah
Disutradarai oleh Shawn Levy (Free Guy, Stranger Things), film ini berhasil menjaga keseimbangan antara kekacauan Deadpool dengan narasi yang masih punya hati dan arah. Gaya penyutradaraan Levy terasa dinamis, penuh energi, namun tetap memberi ruang untuk perkembangan karakter.
Sementara itu, naskah film ini sarat dengan referensi pop culture, sindiran terhadap film superhero lain (termasuk DC dan film-film Marvel sendiri), serta momen-momen absurd yang tak bisa ditemukan di film MCU biasa. Humor tetap menjadi tulang punggung cerita, namun tidak sekadar komedi kosong — banyak punchline yang mengkritisi budaya film modern, keberadaan multiverse, dan tentu saja… Disney.
Rating R yang Dimaksimalkan
Berbeda dengan mayoritas film MCU yang ber-rating PG-13, Deadpool & Wolverine memanfaatkan rating R-nya dengan maksimal. Adegan kekerasan brutal, darah yang muncrat di mana-mana, kata-kata kasar, dan humor dewasa semuanya hadir tanpa sensor. Tapi jangan khawatir — semuanya tetap terasa “pada tempatnya” dan tidak berlebihan. Justru hal ini memperkuat identitas film ini sebagai sesuatu yang berbeda dari MCU biasanya.
Multiverse Tanpa Batas
Dengan keterlibatan TVA, film ini resmi membuka gerbang multiverse yang lebih gila dari sebelumnya. Tak sedikit cameo mengejutkan dari karakter Marvel lama — baik dari versi X-Men Fox maupun MCU. Tanpa membocorkan terlalu banyak, bisa dibilang bahwa para fans lama akan bersorak melihat beberapa momen yang penuh nostalgia sekaligus absurd.
Namun demikian, film ini tidak terlalu bergantung pada cameo. Alur ceritanya tetap fokus pada dinamika Deadpool-Wolverine dan perjuangan mereka menghadapi ancaman besar yang mengejutkan. Bahkan beberapa twist yang muncul di akhir film membuat kita berpikir ulang tentang posisi film ini dalam keseluruhan timeline MCU.
Visual dan Aksi: Brutal dan Menggila
Dari sisi visual, Deadpool & Wolverine tampil memukau. Koreografi pertempuran yang cepat, penuh darah, dan bergaya komik sangat memanjakan mata. Efek CGI yang digunakan juga cukup halus — jauh dari kesan “terburu-buru” yang sempat dikritik di film Marvel lainnya belakangan ini.
Setiap pertarungan terasa intens, khususnya saat Deadpool dan Wolverine bekerja sama (atau malah saling hantam) melawan musuh yang jauh lebih kuat. Ditambah dengan scoring yang garang dan pas, atmosfer film ini terasa penuh adrenalin.
Kejutan untuk Masa Depan MCU
Tanpa mengungkap terlalu banyak, Deadpool & Wolverine menyimpan potensi besar untuk mempengaruhi masa depan MCU. Beberapa elemen dalam film ini bisa jadi menjadi jembatan menuju Avengers: Secret Wars atau proyek besar multiverse lainnya. Ada juga pertanyaan besar tentang nasib karakter-karakter lama dari universe Fox dan apakah mereka akan muncul kembali di film Marvel mendatang.
Pujian & Kritik
Yang patut dipuji:
- Chemistry luar biasa antara Reynolds dan Jackman
- Humor segar dan ‘nakal’ khas Deadpool
- Penyutradaraan yang dinamis dan penuh gaya
- Adegan aksi brutal yang memuaskan
- Cameo dan referensi pop culture yang cerdas
Yang bisa diperbaiki:
- Cerita kadang terlalu cepat berpindah antar dimensi
- Beberapa karakter pendukung terasa kurang dikembangkan
- Mungkin agak terlalu ‘berisik’ bagi penonton non-penggemar
Kesimpulan: Gila, Lucu, dan Penuh Hati
Deadpool & Wolverine bukan hanya sekadar film superhero — ini adalah selebrasi akan dua ikon Marvel yang akhirnya bersatu di layar lebar. Film ini menyajikan semua yang diinginkan penggemar: kekacauan, komedi, pertarungan brutal, dan hati yang tak terduga. Shawn Levy berhasil menyatukan dua dunia (Fox dan MCU) dalam satu paket yang komplit, menggila, dan menghibur.
Apakah film ini sempurna? Tidak. Tapi itulah pesonanya. Seperti Deadpool sendiri, film ini tahu betul bahwa ia ‘rusak’, dan justru itulah yang membuatnya unik.
Skor Akhir: 8.5/10
Jika kamu penggemar Deadpool, Wolverine, atau hanya butuh tontonan yang beda dari superhero pada umumnya, maka film ini wajib masuk daftar tontonmu. Bersiaplah untuk tertawa, menjerit, dan mungkin menangis sedikit — karena Deadpool & Wolverine adalah salah satu kejutan terbaik dari Marvel di era multiverse ini.